Member-only story
Surat untuk Fiersa Besari
Mungkinkah tulisan ini akan sampai padanya?
Intro
Tulisan ini diketik sembari mendengarkan lagu Nadir miliknya. Hujan yang tak kunjung reda dari subuh tadi, membuat suasana semakin syahdu untuk menuangkan apa yang ada dikepala. Sekarang, jam menujukkan pukul 10:47 tetapi cuaca diluar seperti menjelang maghrib. Beberapa jam yang lalu, aku baru saja menyantap sarapan dengan ayam geprek kesukaanku. Dengan perut yang kenyang, pikiran yang tenang dan ditambah dengan cuaca gerimis membuatku ingin menulis. Sungguh, menyenangkan sekali momen ini.
Karya-karya Favorit
Aku sangat suka mendengarkan lagu-lagu milik bung Fiersa meskipun jumlahnya mungkin tidak ada separuh dari total lagu yang ia punya.Coba aku absen dulu.
Garis Waktu, Nadir, Celengan Rindu, Temaram, Garis Terdepan, Waktu yang Salah, April, Melawan Hati, Pelukku untuk Pelikmu, Juara Kedua, Belum Punah, Hingga Nafas Ini Habis. Sudah, hanya itu yang kutahu dan hafal. Ternyata jumlahnya ada 12 lagu. Banyak juga ya.
Kalau buku? Aku hanya memiliki 2 buku saja. Catatan Juang dan Garis Waktu. Aku ingat sekali, buku Catatan Juang aku beli di Gramedia Bandar Lampung hari Minggu tanggal 20 Oktober 2019. Sedangkan buku Garis Waktu, kubeli masih ditempat yang sama hanya saja aku tidak ingat tanggal persisnya, yang…